Kenali Gejala Gangguan Gagal Tumbuh Anak
Sebanyak 27% bayi mengalami gangguan gagal tumbuh kembang selama satu tahun pertamanya.
Masa balita merupakan periode emas untuk pertumbuhan dan perkembangan si Kecil, sehingga Ibu perlu memberikan perhatian ekstra terutama seputar tumbuh kembangnya. Memantau tumbuh kembang yang mudah adalah dengan menimbang berat badan si Kecil setiap bulan. Jika berat badan si Kecil tidak naik atau cenderung turun dari bulan sebelumnya, Ibu perlu mewaspadai kemungkinan si Kecil mengalami gangguan pertumbuhan. Kenali gejala gagal tumbuh pada balita dan cara mengatasinya dari Tim Ahli Nutriclub.
Penyebab Gagal Tumbuh Pada Balita
Gagal tumbuh atau disebut failure to thrive,menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) adalah suatu kondisi pada anak yang ditandai oleh kenaikan berat badan yang tidak sesuai, berat badan yang tidak naik, atau bahkan turun dibandingkan pengukuran sebelumnya berdasarkan grafik pertumbuhan. Tidak sedikit balita yang mengalami gagal tumbuh, bahkan, penelitian menyebutkan sebanyak 27% bayi mengalami gagal tumbuh selama satu tahun pertamanya minimal satu kali.
Gagal tumbuh tidak berdiri sendiri seperti sebuah penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang harus ditelusuri asal penyebabnya. Menurut American Family Physician, gagal tumbuh dapat disebabkan oleh faktor organik (kondisi medis anak) atau non-organik (lingkungan, sosial). Namun, dalam prakteknya, penyebab gagal tumbuh dibedakan menjadi jumlah dan kualitas asupan kalori yang tidak sesuai, penyerapan kalori yang tidak sempurna, hingga kebutuhan kalori yang meningkat dalam kondisi medis tertentu.3
Asupan kalori yang tidak sesuai bisa terjadi karena:
- Pemberian ASI/susu formula atau makanan pendamping (MP)-ASI yang tidak tepat
- Makanan yang diberikan tidak sesuai dengan usianya,
- Ketersediaan makanan yang tidak memadai,
- Stres pada balita yang menyebabkan nafsu makannya berkurang
- Gangguan anatomi dari saluran cerna, seperti bibir sumbing atau penyempitan pada saluran cerna.
Jika asupan kalori si Kecil sudah sesuai dan tercukupi, tetapi masih mengalami gagal tumbuh, Ia kemungkinan memiliki gangguan penyerapan kalori, alergi terhadap makanan, hingga gangguan pada organ-organ pencernaan, seperti iritasi usus atau kelainan anatomi bawaan. Selain itu, gagal tumbuh bisa juga disebabkan karena kebutuhan kalori yang meningkat pada si Kecil penyakit kronik, misalnya infeksi paru kronik, penyakit tiroid, hingga penyakit jantung bawaan yang ganas.
Tanda-Tanda Gagal Tumbuh
Gagal tumbuh ditandai dengan berat badan yang tidak naik atau cenderung turun dari pengukuran sebelumnya selama dua kali berturut-turut (2 bulan). Penurunan berat badan ini bisa disertai atau tidak dengan penambahan tinggi badan atau lingkar kepala. Karena gagal tumbuh tidak berdiri sendiri sebagai penyakit, gejalanya mesti dievaluasi lebih lanjut, apakah si Kecil memiliki gejala-gejala lain yang mengarah pada penyebab gagal tumbuh. Misalnya, nafsu makan yang berkurang, mual, muntah, perut kembung, buang air besar cair atau keras, hingga gejala lainnya, seperti batuk dalam jangka waktu yang lama, sesak napas, atau mudah lelah. Jika Ibu menemukan gejala-gejala tersebut pada si Kecil, segera bawa ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
Cara Mengatasi Gagal Tumbuh
Hal pertama yang bisa Ibu lakukan untuk si Kecil adalah memberikan nutrisi yang cukup dan pola asuh yang baik. Penelitian membuktikan bahwa tingkat pengetahuan Ibu berhubungan dengan status gizi si Kecil. Pengetahuan gizi Ibu berperan dalam menentukan pertumbuhan dan perkembangan si Kecil yg terlihat dari status gizinya.4 Selain peran dari Ibu, pencegahan primer yang efektif adalah dengan mempromosikan keunggulan laktasi, mengurangi kepadatan penduduk, meningkatkan kualitas sanitasi, program nutrisi yang berbasis komunitas, pendidikan terhadap suplemen makanan, serta kerjasama dengan sarana pelayanan kesehatan.5 Jangan lupa untuk berkonsultasi kepada dokter, ahli gizi, serta pusat pelayanan kesehatan primer untuk penanganan lebih lanjut bagi kebaikan si Kecil.
Ditulis oleh: dr. Izzatul Muna
Reviewer: dr. Pustika Efar, Sp.A
Daftar Pustaka
- Olsen EM, Petersen J, Skovgaard AM, Weile B, Jongensen T, Wright CM. Failure to thrive : the prevalence and concurrence of anthoprometric criteria in a general infant population. Arch Dis Child. 2007;92:109-14.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Pelayanan Medis. IDAI; 2009.h.75-8.
- Cole SZ, Lanham JS. Failure to thrive. Am Fam Physician. 2011;83:829-34. Brewster D. Nelson C. Couzos S. Failure to thrive. Dalam: Couzos, Sophia, Richard, penyunting. Aboriginal Primary Health Care : an evidence-based approach. Oxford University Press, South Melbourne, VIC, Australia; 2008. h.265-307.
- Dahlia S. Pengaruh pendekatan positive deviance terhadap peningkatan status gizi balita. Media Gizi Masyarakat Indonesia. 2012;2:1-5.